“Aku
capek, sangat capek. Aku belajar mati matian sedang temanku dengan
enaknya menyontek. Aku mau menyontek saja! Aku capek karena aku harus
terus membantu ibu, sedang temanku punya pembantu. Aku capek karena aku
harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung.
Aku capek karena harus menjaga lidahku, sedang temanku enak saja
berbicara sampai aku sakit hati.
Aku capek ayah, aku capek
menahan diri. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka
ayah!” sang anak mulai menangis.
Sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya, ”Anakku, ayo ikut ayah”.