Oh... Sang Ayah

, , 4 comments
Bagi seorang yang sudah dewasa, yang sedang jauh dari orang tua, apakah sering merasa kangen dengan mamanya? Bagaimana dengan ayah..?
Mungkin karena mama lebih sering menelpon untuk menanyakan keaadaanmu.

Tapi tahukah kamu; ternyata ayah lah yang mengingatkan mama untuk menelpon mu?

Saat kecil, mamalah yang lebih sering mendongeng. Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah, beliau selalu menanyakan pada mama; apa yang kamu lakukan seharian. Saat kamu sakit demam/batuk/pilek, ayah kadang bicara keras; "sudah dibilang! jangan minum es!".

Tapi tahukah kamu; bahwa ayah khawatir?

Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk dapat ijin keluar malam. Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!".

Sadarkah kamu bahwa sebenarnya ayah benar-benar ingin menjagamu? Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga baginya.

Saat kamu lebih dipercaya, ayah pun melonggarkan peraturannya. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa, dan harus kuliah di kota lain, ayah harus melepasmu. Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Dan ayah sangat ingin menangis...

Disaat kamu memerlukan ini-itu, untuk keperluan sekolahmu, ayah hanya bisa mengernyitkan dahi. Tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya...

Ayah sangat menyayangimu, tetapi seorang ayah sulit mengungkapkan dalam perbuatan dan perkataan seperti ibu..

Sampai ketika teman pasanganmu datang untuk meminta izin mengambilmu dari ayah...
ayah akan sangat berhati-hati dalam memberi izin.

Dan akhirnya... saat ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seorang yang di anggapnya pantas. Ayahpun tersenyum bahagia.

Apa kamu tahu; bahwa ayah pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia.
"Semoga Putra/i kecilku yang manis berbahagia bersama pasangannya" 

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk,.. Dengan rambut yang memutih dan badan yang tidak lagi kuat untuk menjaga mu.


Repost from BerKat (Berita Katedral) Medan

4 komentar:

  1. Ayah memang sosok yang luar biasa yang berbeda dari Ibu,
    akan tetapi Ibu tetap memiliki 3 derajat lebih tinggi dari Ayah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... blum pernah pula ku hitung ham. kwakwakwa

      Hapus
  2. Sangat bagus Bro..
    Terima kasih banyak. Sangat bermanfaat buatku.

    BalasHapus

Silahkan Isi Komentar Anda