32 Bit vs 64 Bit : Pilih Smartphone yang mana?

, , No Comments

Saat ini kita dimanja dengan ratusan pilihan smartphone dari berbagai merk mulai dari yang Branded hingga produk perusahaan startup. Jika dibagi kedalam kelompok, mungkin para pengguna gadget dapat  digolongkan menjadi:
  1. Pecinta Brand/Merk tertentu
  2. Follower karena pengaruh iklan suatu produk
  3. Hobi Jual/Beli
  4. Yang benar-benar paham teknologi
  5. Tuntutan Profesi
Semakin intutitif aplikasi yang digunakan, maka kebutuhan akan spesifikasi smartphone semakin tinggi dan rumit. Yang sangat disayangkan adalah iklan untuk gadget-gadget dengan teknologi tinggi ini lebih sering menayangkan kemampuan kamera hingga "jutaan pixel" dibandingkan kemampuan yang sesungguhnya.
Jika kita analogikan smartphone canggih saat ini sebagai sebuah kendaraan bermotor, para kreator iklan hanya menonjolkan sisi fisik kendaraan dibandingkan kemampuan akselerasi dan kecepatan maksimal dari sebuah motor. Pentingkah penampilan motor? Ya, tentu saja namun bagi pembalap motor ataupun mobil penampilan hanyalah daya tarik dan pendukung aerodinamis dibandingkan dengan kemampuan mesin dan hal-hal teknis lainnya yang jauh lebih penting.


Kebanyakan Smartphone yang beredar saat ini secara umum dipasarkan pada spesifikasi prosesor 64 bit. Jika kita mundur beberapa tahun lalu, baik itu komputer dan smartphone dulunya jarang atau bahkan tidak pernah dibedakan spesifikasi teknis prosesornya apakah 32 bit atau 64 bit. Dan mengapa sekarang penting bagi pengguna gadget memahami perbedaannya?

Seperti yang dikutip makemac dari situs 9to5mac.com bahwa perusahaan Apple rencananya akan menghentikan dukungan aplikasi dengan arsitektur 32 bit. Iphone 5 milik saya sebagai generasi terakhir yang prosesor nya berarsitektur 32 bit sudah pasti akan terkena dampaknya jika hal ini  direalisasikan pada update sistem operasi IOS berikutnya. Apakah rencana kebijakan ini akan diikuti oleh Android sebagai sistem operasi kompetitor? Tampaknya juga akan demikian. Apa alasannya?

  • Aplikasi yang semakin intuitif. Antarmuka yang lebih sederhana dan menarik tercipta dari kompleksitas pemrosesan data oleh para pengembang aplikasi. Semakin kompleks datanya, semakin cepat proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan antarmuka yang intuitif.
  • Siapa yang mengira jika kemampuan multitasking  yang ada pada komputer, dibawa dan diaplikasikan pada antarmuka smartphone? Kemampuan ini juga merupakan salah satu interaksi yang menjadikan smartphone layaknya sebuah komputer saku.
  • Salah satu pendukung smartphone untuk menjalankan beberapa aplikasi dalam satu waktu (multitasking) ada pada kapasitas RAM (Random Access Memory). Semakin banyak aplikasi yang hendak dijalankan ataupun semakin intuitif sebuah permainan, semakin banyak pula sumber daya RAM yang dibutuhkan. Arsitektur mikroprosesor 32 bit hanya mampu menggunakan RAM hingga 4 Gigabytes. Permainan pada smartphone cenderung mengarah pada interaksi dan grafis yang lebih tajam dan intuitif seperti yang diterapkan pada teknologi Augmented Reality maupun Virtual Reality.
  •  Saat ini, kapasitas tertinggi memori penyimpanan internal yang saya ketahui masih dipegang oleh generasi IPhone 7 yaitu sebesar 256 Gigabytes. Tentunya dengan kapasitas sedemikian besar akan tergerus juga oleh ukuran aplikasi yang saat ini  tidak lagi kecil. Semakin tinggi kebutuhan kapasitas memori internal smartphone, memaksa produsen untuk beralih menggunakan mikroprosor 64 bit.
Hal-hal di atas adalah sebagian kecil penyebab teknologi arsitektur 64 bit adalah kebutuhan standar teknologi mikroprosesor di masa kini hingga beberapa tahun ke depan yang tentu saja mematikan pasar penjualan gadget 32 bit. Jadi, jika ingin menggunakan komputer saku dalam jangka waktu yang lama agar terus didukung baik para pengembang aplikasi dan produsennya, saya menyarankan pilihlah gadget yang sudah berarsitektur 64 bit.

Salam,
Freddy Santoso
Kunjungi blog saya lainnya di pipimologi.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar Anda