Inside Out : Luar Dalam

, , No Comments

Sambil menyelesaikan tugas kantor yang 'sedikit' lagi hampir selesai (karena menunggu rekan-rekan kerja lain), saya mengisi waktu luang ini dengan mencoba membagi pengalaman saat menonton film Inside Out beberapa hari lalu.

Trailer film ini pertama kali saya lihat di bioskop dan sangat tidak tertarik sama sekali untuk menontonnya karena saya pikir film ini ditujukan untuk anak-anak. Lalu seorang teman yang agak sedikit memaksa untuk menonton film ini dan 'okey' mari menonton kartun pikir saya.
Cerita diawali dengan intro sejenis animasi musikal dengan tema kesendirian sebuah gunung berapi yang berakhir bahagia, dan masuk pada kelahiran seorang bayi mungil bernama Riley. Awal yang cukup sangat bahagia sekali jika saya mengingatnya, layaknya standar film-film animasi yang menceritakan kebahagian seorang putri yang lahir di sebuah kerajaan. Tetapi itu hanya terjadi sebentar. Konflik muncul ketika Riley beranjak dewasa dan sedikit demi sedikit merasakan kekecewaan.
Film ini mampu membawa saya berpikir sesaat bahwa saya dikendalikan oleh 5 makhluk mini  di dalam kepala ini (-_-!). Yah, invasi pikiran sesaat karena sedang menonton. Lima sifat karakter utama dalam cerita ini adalah Joy, Fear, Anger, Disgust dan Sadness. Anger adalah yang paling saya favoritkan karena bentuk nya yang menurut saya lucu dan amarahnya yang agak konyol. Masing-masing karakter bermain dengan sesuai dengan tugas nya, Joy sebagai pengendali rasa senang, Sadness pengendali rasa sedih sekaligus pesimis, Disgust yang mengekspresikan rasa jijik dan Fearness yang selalu ketakutan tanpa alasan. 
Karakter-karakter tersebut bukan hanya ada pada Riley sebagai inangnya (sebutan saya untuk manusia didalam cerita ini), bahkan juga di dalam kepala siapa saja di dalam cerita. Perbedaan mendasarnya adalah dominasi. Masing-masing karakter dapat menjadi dominan bagi inangnya.
Tetapi apa yang dapat saya petik dari akhir cerita film ini adalah dominasi satu sifat tidak menjamin kebahagiaan setiap inangnya. Meskipun ada satu sifat yang mendominasi, tapi kerjasama dari setiap karakter Joy, Fear, Anger, Disgust dan Sadness dibutuhkan untuk menunjukkan kedewasaan bersikap oleh inang seperti yang ditunjukkan oleh orang tua riley. Mungkin sebelum membuat film ini, sang penulis ataupun sutradara ataupun author sudah melakukan riset terlebih dahulu tentang psikologis. Tidak hanya itu, cerita ini juga mampu menggambarkan kondisi alam bawah sadar yang selalu aktif bekerja meskipun disaat tidur, ditambah lagi suara-suara konyol yang muncul tanpa diundang dan yang paling penting adalah sesuatu yang disebut memori atau saya lebih suka menyebutnya sebagai kenangan yang menjadi pilar utama Riley mengambil keputusan. 
Dan akhir dari cerita, saya hanya berpikir 'WoW' karena film ini tidak begitu kekanak-kanakan melainkan lebih kepada pengenalan akan sifat dasar manusia yang dikemas dalam bentuk cerita yang sangat menarik. Setidaknya saya semakin mengerti bahwa keegoisan seseorang awalnya terbentuk dari lingkungannya, dan seseorang itulah yang bertanggung jawab atas keputusan egois yang ia ambil. Tentu saja, saya memutuskan untuk berkata bahwa film kartun ini... RECOMMENDED!!!

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar Anda