Virtual Reality tech: Bukan Teknologi Baru, Popular kah?

, , No Comments
Saya hanya sekedar tahu tentang teknologi Virtual Reality (VR) beberapa tahun lalu saat membaca artikel tentang Oculus, sebuah perusahaan yang saat itu sedang mengembangkan teknologi ini. Lalu kemudian kembali lagi membaca tentang VR ini saat Facebook mengakuisisi Oculus pada tahun 2014. Meskipun ini sebuah teknologi yang dikatakan 'wah' dari sisi pencapaian ilmu manipulasi otak manusia, tetapi saya belum sangat tertarik pada teknologi ini. Alasan ketidaktertarikan ini karena berhubungan dengan indera penglihatan. Sebagai manusia yang saat ini sudah mengenakan kacamata, tentu teknologi ini akan membawa dampak lebih buruk bagi penglihatan. Meskipun begitu, tidak salah juga jika saya ingin mencoba kecanggihannya.



 Jika dibandingkan dengan Oculus Rift, ada beberapa perangkat lain yang mampu menawarkan sensasi VR dengan harga yang jauh lebih murah. Namun syarat utamanya adalah memiliki smartphone dengan teknologi yang mendukung. Dan kebetulan saat saya mulai sedikit tertarik mencari tahu tentang asal-usul teknologi ini dan ingin mencobanya, ternyata saudara saya sudah terlebih dahulu memiliki perangkat kacamata VR ini. Lihat saja harga nya dibawah ini yang saya peroleh dari situs jual beli online yang cukup terkenal di Indonesia dimana harganya sudah tergolong sangat murah dibandingkan perangkat sekelas Oculus.

Add caption

Perbedaan nya dengan Oculus Rift adalah perangkat VR murah ini tidak dapat langsung menyajikan pengalaman VR apapun jika tidak dibantu oleh layar smartphone. Jadi untuk menggunakan nya maka smartphone kita haruslah benar-benar smart.



 
Nah, saya sendiri menggunakan Iphone 5 sebagai layarnya. Lalu apakah dengan biaya perangkat kacamata VR yang murah (dengan mengabaikan harga smartphone) teknologi ini sudah benar-benar popular?






Untuk menjawab pertanyaan itu, saya terlebih dahulu mencari tahu aplikasi apa saja yang sudah dapat memberikan pengalaman VR ini. Pertama aplikasi yang saya temukan adalah Google Cardbox, Lalu ternyata Video 360 di youtube (yang ini saya sepertinya benar-benar ketinggalan informasi. hahaha), kemudian saya mencoba mencari permainan apa yang kira-kira dapat memanfaatkan kacamata ini. Ada 2 permainan yang saya coba yaitu VR Sniper dan Occupation VR.


Memainkan VR Sniper tergolong mudah, karena cukup fokus pada target selama 3 detik untuk
membunuh lawan dalam menyelesaikan misi. Lantas bagaimana dengan Occupation VR?
Inilah bentuk kekurangan teknologi ini jika tidak didukung seperti Stick Pad atau kelengkapan lain yang membantu kita berinteraksi ke dalam permainan. Jadi dengan hanya memiliki kacamata ini, kita hanya dapat menggerakan kepala untuk melihat dunia virtual secara 360 derajat keliling bola namun tidak dapat bergerak didalam nya alias hanya jadi penonton. Banyak perangkat tambahan untuk berinteraksi tapi tentu saja dengan harga yang fantastis. Coba cek video ini dan perkirakan berapa biaya yang perlu dikocek untuk mendapatkan nya;


Lantas, yang dapat saya simpulkan adalah teknologi ini bisa sangat popular terutama di Indonesia bila didukung dengan biaya yang tidak menguras kantong untuk perangkat pendukung lainnya. Terlebih lagi  jika tidak sampai merusak indera penglihatan. Mungkinkah? Kita perlu menunggu inovasi yang menawarkan harga yang lebih kompetitif. Atau jika mungkin anda salah satu yang mampu menyediakan nya. Mari kita lihat nanti.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar Anda